” Reinhard Eduardo Mozes “

Agustus 29, 2009 at 2:22 pm (Latar belakang terbentuknya BW BMX Club)

DSC_7991 Bermula dari kegemarannya bermain BMX sejak umur 13 tahun, Reinhard Eduardo Mozes, seorang anak lelaki dari kota kecil Sampit, Kalimantan Tengah, bertekad untuk hidupkan kembali olahrga BMX. Dalam hal ini, BMX dihidupkan kembali bukan hanya untuk dikenal. Namun, juga sebagai tanda bahwa BMX bukanlah olahraganya anak-anak nakal. Jika sudah dipandang buruk oleh masyarakat seperti demikian, BMX gak bakalan bisa maju menurutnya.

Pertama kali Reinhard atau yang sering disapa Edo ini memperkenalkan olahraga BMX kepada teman-temannya pada saat kelas 2 SMP. Pada saat itu ia bersekolah di SMP Katolik St. Albertus Sampit. Saat itu ia menunggangi sepeda Wim Cycle Bronco. Teman-temannya tidak ada yang tertarik sama sekali. Hanya ada 2-3 orang yang tertarik untuk bermain BMX. Namun, apa ? Ternyata ketika mereka bermain di jalanan, semua orang pada bingung dan tercengang ! Maklum, di kota Sampit hanya merekalah yang dapat memainkan BMX dengan style BMX sesungguhnya. Anak-anak lain yang memiliki sepeda BMX gak tau harus berbuat apa dengan sepeda mereka. Wong memang gak ada tekad untuk jadi pemain BMX kok ?! Tidak seperti Edo dan teman-temannya ini. Sebelum beli sepeda pun mereka sudah memiliki tekad untuk menjadi BMX-er !! Oleh karena itu, mereka pasti serius untuk mengembangkan kemampuan mereka.

Waktu terus berlalu, dan kini Edo sudah lulus dari SMP. Kini ia bersekolah di SMA Budya Wacana Yogyakarta. Pertama kali dia datang kesana, ia bingung. Loh kok kayaknya gak ada anak BMX disni ?? Namun, setelah beberapa bulan bersekola di sana, ia menemui orang bernama Pandji yang ternyata Street Rider juga. Dari situlah mereka berbagi kisah tentang pengalaman BMX merak masing masing. Kemudian, tidak berapa lama sepeda baru pun dibeli. Dipilihnyalah Polygon Grind. Walaupun agak berat rasanya untuk membeli sepeda semahal itu. Kenapa ? Ya, karena Edo hidup ditengah keluarga yang sederhana saja. Rp 1,9 Juta keluar begitu saja, kan, berat juga. Namun, untunglah ayahnya tidak merasa keberatan. Namun, Edo tetap bertekad untuk dapat membalas jasa ayahnya dengan apa yang telah diberikan ayahya kepadanya.     ( -_- ) fuhh !!!

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

” Budya Wacana BMX Club “

Agustus 24, 2009 at 1:11 pm (Apa itu BW ??, Sejarah terbentuknya BW BMX Club)

2467_1022643246513_1238182249_49895_5887_n copy copyMungkin mendengar dua huruf tersebut anda masih bingung. BW adalah singkatan dari Budya Wacana yang merupakan salah satu sekolah yang ada di Yogyakarta. Dulunya, sekolah ini bisa dibilang adalah sekolah yang berisi anak-anak buangan ( Sorry ). Namun, berbeda dengan sekarang. Budya Wacana bangkit dari keterpurukannya itu melalui program belajar yang dimilikinya. Program belajar ini bisa dibilang PERTAMA DAN SATU-SATUNYA di Yogyakarta lho !!!

Nah, agar nama Budya Wacana lebih dikenal di mata masyarakat, dibentuklah BMX Club ini. Tetapi ingat ! Anggota-anggota di club ini bukanlah anak-anak nakal ! Jangan sampai masyarakat berpikir bahwa BMX adalah olahraga punyanya anak-anak ‘bajingan’ . . . . . .

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar